RIAUMANDIRI.CO, SURABAYA - Anggota Barisan Ansor Serbaguna atau Banser, Bahrawi (63 tahun), dikeroyok di sebuah masjid Jalan Dukuh Bulak Banteng, Kecamatan Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu, 17 November 2018. Kasus itu sudah dilaporkan dan kini ditangani Kepolisian Resor Tanjung Perak, Surabaya.
Kasus ini bermula ketika Bahrawi memasang alat peraga kampanye atau APK bergambar Ketua Ansor Surabaya, Faridz Afif, dan ayahnya, M Ali Ja'qub, di Dukuh Bulak Banteng pada Jumat, 16 November 2018. Afif memang tengah maju sebagai calon legislatif DPRD Jatim dari Partai Kebangkitan Bangsa, semantara Ali caleg DPR, juga dari PKB.
Afif menjelaskan, APK berupa banner itu dipasang Bahrawi di depan rumah kosong kerabat HL, tetangga korban. "Pemasangan banner tersebut nempel tanah dan tidak nempel di rumah yang bersangkutan. Sehingga, tidak benar kalau disebut banner nempel di rumah yang bersangkutan," katanya di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (20/11/2018).
Keesokan harinya, Sabtu, 17 November 2018, dengan membawa senjata tajam samurai kerabat HL mendatangi korban, mempersoalkan pemasangan APK itu. Bahrawi meminta maaf lalu mencopot APK tersebut.
"Ternyata masalah tak selesai begitu saja," kata Afif.
Tak lama kemudian, kerabat HL dan empat rekannya mendatangi Bahrawi saat kerja di masjid dekat rumah Afif. Sempat cekcok, lima orang itu kemudahan mengeroyok Bahrawi dan sempat menyabetkan senjata samurai.
"Tangan paman (korban) saya terluka karena menangkis bacokan pelaku," ujar Afif.
Dia menduga, pembacokan terhadap Bahrawi tidak hanya kriminal biasa. Tetapi ada motif lain. "Ada yang bilang katanya pelaku gangguan jiwa, tapi, kan, enggak mungkin gangguan jiwa kalau pengeroyokan. Masa lima orang semuanya gila," tuturnya.
Afif mengungkapkan berdasarkan informasi dari kepolisian, kelima pelaku sudah teridentifikasi dan melarikan diri ke Madura. Dia berharap polisi mengungkap kasus ini sampai tuntas.
"Ini tindakan kriminal yang keji, pelaku mengeroyok korban yang sudah sepuh dan seorang diri. Karena itu pelaku harus segera ditangkap," tuturnya.